6 Mainan Tradisional yang Terancam Punah

Globalisasi dan modernisasi ialah dua hal yang tidak dapat kita tolak dan hindari di jaman yang sudah semakin maju dan canggih . Dengan adanya globalisasi dan modernisasi kita dimudahkan dengan banyaknya gadget-gadget yang ada dan dapat mempermudah kita melakukan banyak sekali hal termasuk juga bermain.

Namun dampak negatif dari globalisasi dan modernisasi ini sudah semakin terlihat mulai dari hilangnya aneka macam macam yang berbau tradisional. Tak terkecuali mainan-mainan tradisional, anak-anak jaman sekarang lebih memilih bermain playstation, smartphone dan berbagai macam macam gadget lainnya. Karena hal itu sekarang kita jarang menemukan anak-anak disekitar lingkungan kita memainkan mainan-mainan tradisional.

Berikut ini mainan-mainan tradiosional yang terancam punah :

1. Pletokan Bambu (Pring Tulup)
Pletokan bambu atau lebih terkenal di tempat saya biasa disebut dengan pring tulup
merupakan permainan tradisional yang berbentuk seperti senapan yang terbuat dari bambu dan pelatuk nya manual untuk mendorong peluru. Mainan ini  sering saya mainkan bersama teman semasa kecil dengan menggunakan kertas atau daun yang dibasahi air terlebih dahulu sehingga dapat digunakan sebagai peluru. Keasyikan dari mainan ini ialah ketika suara yang dikeluarkan dari mainan ini sangat keras dan ketika bermain bersama teman-teman kita merasa menyerupai sedang berada di medan pertempuran. Namun semenjak permainan game online seperti PB, PUBG , FREE FIRE , yang mulai asyik di mainkan di gadget kemudian mainan tradisional pring tulup ini kesannya mulai ditinggalkan.

2. Meriam Bambu (Bledugan)
Meriam bambu atau Bledugan ialah mainan yang terbuat dari bambu tua yang berdiameter besar dan tebal di lobangi pada poros dan lobang kecil di bagian paling ujung untuk memasukan bahan bakar minyak tanah kenapa di pilih bambu yang tua , karena tahan terhadap ledakan. Sekilas meriam bambu ini terlihat mirip meriam maupun mortar alasannya ialah cara kerja mainan ini juga menyerupai dengan meriam dan juga mortar. Biasanya di mainkan pada saat sore menjelang buka puasa bulan ramadhan atau biasa disebut dengan ngabuburit. bahan bakar minyak tanah atau karbit yang sulit dan kurangnya antusias anak-anak sekarang permainan ini pun kesannya pun sudah mulai ditinggalkan.

3. Othok-othok
Othok-othok merupakan mainan tradisionl dari bambu yang dimainkan dengan cara didorong ataupun diputar sehingga tercipta suara "thok-othok". Sebenarnya mainan ini memiliki manfaat yang bagus untuk tumbuh kembang anak, alasannya ialah dimainkan dengan cara didorong sehingga membuat anak lebih banyak bergerak sehingga menyehatkan bagi badan anak. Namun, sekarang mainan ini sudah sangat jarang ditemukan.

4. Egrang
Egrang ialah mainan yang terbuat dari bambu yang dimainkan dengan cara menjaga keseimbangan badan biar tidak jatuh ketika melangkah menggunakan egrang. Didaerah-daerah di Indonesia egrang memiliki banyak nama. Manfaat dari bermain egrang yaitu dapat meningkatkan konsentrasi dan keseimbangan tubuh. Namun sayangnya egrang sudah mulai ditinggalkan, tetapi tidak jarang juga kita bisa melihat mainan ini pada saat perlombaan tujuh belas agustusan di wilayah sekitar pedesaan

5. Kelereng
Kelereng ialah mainan berbentuk bola kecil yang terbuat dari beling kaca transparan ataupun marmer yang dimainkan dengan cara dislentik. Kelereng biasanya dimainkan oleh anak laki-laki di tanah lapang yang lumayan lebar dan membuat lingkaran kecil dan menggumpulkanya dalam lingkaran. Bermain kelereng dapat membantu meningkatkan konsentrasi dan akurasi. Namun sayangnya sudah jarang kita temukan anak jaman sekarang yang bermain kelereng.

6. Layang-layang
Layang-layang ialah mainan dengan bentuk beragam yang biasanya terbuat dari bambu dan benang maupun senar yang dimainkan dengan cara diterbangkan. Hal yang paling asik ketika bermain layang-layang ialah ketika layang-layang yang kita mainkan diadu dengan layang-layang milik orang lain. Kesenangannya tidak berhenti hingga disitu, ketika salah satu layangan kalah maka akan ada banyak orang yang berebut dan memburu layangan yang kalah tersebut. Bermain layang-layang dapat meningkatkan kreatifitas anak dan menyehatkan bagi badan alasannya kita harus berlari ketika mengejar layangan yang putus. Namun alasan ketersediaan lahan yang kurang dan semakin banyak tiang listrik dan kabel-kabel listrik membuat kids jaman now tidak memainkan mainan ini.

Manakah mainan faforit kalian sewaktu kecil? Apakah mainan-mainan tersebut masih ada disekitar kalian? Pasti sudah sangat jarang kalian temui bukan? Ayo kita lestarikan mainan-mainan tradisional kita agar tidak punah di termakan zaman dan menjadi identitas mainan tradisional asli indonesia.

Related Posts

0 Response to "6 Mainan Tradisional yang Terancam Punah"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel